9 Kebiasaan Remeh Ini Ternyata Bisa Bikin Kantong Jebol - Pepatah bijak yang diajarkan dari Guru atau orang tua kita sejak kecil “rajin pangkal pandai dan hemat pangkal kaya” sejatinya baru nanti akan kamu rasakan saat sudah dewasa atau sudah berpenghasilan sendiri. Jika sedari kecil kamu sudah terbiasa menjalankan pepatah di atas alias bukan sekedar dihafal, maka kelak saat sudah dewasa akan paham arti penting pepatah tersebut.
Dalam kehidupan di era modern ini, ada begitu banyak godaan di sekeliling kita yang membuat kita terjebak gaya hidup boros tanpa kita sengaja. Iklan digital melalui smartphone, lingkungan sekitar bak dalam bentuk teman dalam pergaulan maupun segala hal yang ada di pusat hiburan seolah membuat kita sering tak sadar mengeluarkan biaya yang seharusnya belum kita butuhkan.
Mungkin terkesan sepele, namun ternyata beberapa kebiasaan remeh tersebut seringkali membuat kantong kita jebol tanpa kita sadar. Apa sajakah itu? Berikut ini ulasan lengkapnya.
Di masa kini, bisnis kuliner dan tempat nongkrong seperti kafe makin marak saja. Anak-anak muda tampaknya kini mulai bergeser ke kafe yang dijadikan tempat untuk bersosialisasi atau membentuk komunitas. Maraknya tempat nongkrong ini ternyata juga menggiring keluarga muda untuk ikut dalam suasana layaknya ABG yang membuat budaya masak dan makan sendiri di rumah makin lama makin langka.
Ternyata budaya dan kebiasaan baru tersebut membawa dampak pemborosan yang tidak disadari. Ambil contoh saja misalnya satu porsi makanan di warung makan atau restoran biasanya tak kurang dari Rp30.000 (mahalnya harga makan di resto atau kafe karena mereka mengusung konsep menjual suasana) sehingga dalam 5 hari kerja saja, uang belanja Rp150.000 (setara dengan Rp600.000 per bulan) akan habis sekedar buat makan siang. Itu di luar biaya transportasi dan biaya yang lainnya.
Coba bandingkan dengan membawa bekal makanan dari rumah. Uang makan sebesar Rp600.000 per bulan bisa digunakan untuk yang lainnya, misalnya bayar kost bagi yang masih tinggal di kost atau bisa diinvestasikan di produk reksa dana saham. Beberapa produk reksa dana unggulan bahkan bisa memberikan imbal hasil hingga 15% per tahun. Jika ini rutin dilakukan, hanya dalam 2 tahun, imbal balik dan dana yang disetorkan yang bisa kalian dapatkan bisa mencapai kurang lebih Rp16,8 juta.
Pembelian non tunai melalui kanal transaksi online seperti kartu kredit atau layanan lain seperti Go Pay biasanya banyak menawarkan diskon.
Penawaran ini biasanya banyak dilakukan di mall, restoran, salon atau yang lainnya, misalnya saja beli 1 dapat 2, naik plafon kartu kredit, nambah saldo dapat cash back dan sebagainya. Pastikan berfikir panjang terlebih dahulu, apakah produk yang ditawarkan tersebut memang dibutuhkan saat ini atau tidak.
Uang receh biasanya adalah hasil kembalian beli barang di toko, kembalian tiket tol dan sebagainya. Biasanya uang receh ini banyak bertebaran di tas, saku celana, dashboard mobil, atau tempat lain dan jarang dikumpulkan dalam satu wadah yang rapi. Padahal jika dikumpulkan, uang receh bisa digunakan untuk membeli barang yang berharga.
Mengoleksi barang bermerk memang memberikan prestise tersendiri bagi pemakainya. Namun konsekuensinya adalah harga yang mahal. Padahal untuk kualitas barang yang sama, Anda bisa mendapatkan produk lain yang tidak bermerk dengan harga yang jauh lebih murah. Jika ingin berhemat, tidaklah bijak membeli barang bermerk tanpa melihat produk lain yang lebih murah.
Gaya hidup mudah tergoda untuk membeli barang pada pandangan pertama seperti ini harus dikurangi. Kebiasaan ini biasanya berawal dari hobi jalan-jalan dan berbelanja yang berakibat organ visual kita mudah tertarik akan sebuah produk yang terlihat “eye catching”. Sebelum melakukan pembelian, pikir dengan matang, apakah memang benar-benar membutuhkan barang tersebut atau tidak.
9 Kebiasaan Remeh Ini Ternyata Bisa Bikin Kantong Jebol |
Dalam kehidupan di era modern ini, ada begitu banyak godaan di sekeliling kita yang membuat kita terjebak gaya hidup boros tanpa kita sengaja. Iklan digital melalui smartphone, lingkungan sekitar bak dalam bentuk teman dalam pergaulan maupun segala hal yang ada di pusat hiburan seolah membuat kita sering tak sadar mengeluarkan biaya yang seharusnya belum kita butuhkan.
Mungkin terkesan sepele, namun ternyata beberapa kebiasaan remeh tersebut seringkali membuat kantong kita jebol tanpa kita sadar. Apa sajakah itu? Berikut ini ulasan lengkapnya.
1. Hobi Nongkrong di Kafe, dan Jarang Makan di Rumah
Di masa kini, bisnis kuliner dan tempat nongkrong seperti kafe makin marak saja. Anak-anak muda tampaknya kini mulai bergeser ke kafe yang dijadikan tempat untuk bersosialisasi atau membentuk komunitas. Maraknya tempat nongkrong ini ternyata juga menggiring keluarga muda untuk ikut dalam suasana layaknya ABG yang membuat budaya masak dan makan sendiri di rumah makin lama makin langka.
Ternyata budaya dan kebiasaan baru tersebut membawa dampak pemborosan yang tidak disadari. Ambil contoh saja misalnya satu porsi makanan di warung makan atau restoran biasanya tak kurang dari Rp30.000 (mahalnya harga makan di resto atau kafe karena mereka mengusung konsep menjual suasana) sehingga dalam 5 hari kerja saja, uang belanja Rp150.000 (setara dengan Rp600.000 per bulan) akan habis sekedar buat makan siang. Itu di luar biaya transportasi dan biaya yang lainnya.
Coba bandingkan dengan membawa bekal makanan dari rumah. Uang makan sebesar Rp600.000 per bulan bisa digunakan untuk yang lainnya, misalnya bayar kost bagi yang masih tinggal di kost atau bisa diinvestasikan di produk reksa dana saham. Beberapa produk reksa dana unggulan bahkan bisa memberikan imbal hasil hingga 15% per tahun. Jika ini rutin dilakukan, hanya dalam 2 tahun, imbal balik dan dana yang disetorkan yang bisa kalian dapatkan bisa mencapai kurang lebih Rp16,8 juta.
2. Gaya Hidup Royal dan Tidak Sabar Membandingkan Harga Produk
Diskon selain membuat orang jadi boros, sebenarnya punya sisi positif, yaitu pembeli bisa mendapatkan produk dengan harga lebih murah dari harga normal. Selama bisa menjaga diri untuk tidak konsumtif, maka membeli produk diskon bagus untuk dilakukan. Bahkan, seharusnya setiap barang yang Anda beli harus dibandingkan dan dicari versi diskonnya, sehingga bisa berhemat lebih banyak.Pembelian non tunai melalui kanal transaksi online seperti kartu kredit atau layanan lain seperti Go Pay biasanya banyak menawarkan diskon.
3. Kurang Suka Berfikir Panjang sehingga Mudah Terjebak Tawaran SPG
Seorang salesman atau SPG yang handal, biasanya akan dibekali kemampuan untuk membujuk pelanggan agar tergoda membeli produk maupun jasa yang mereka tawarkan. Anda harus paham ini. Ingat, tidak semua produk yang mereka tawarkan, sesuai kebutuhan.Penawaran ini biasanya banyak dilakukan di mall, restoran, salon atau yang lainnya, misalnya saja beli 1 dapat 2, naik plafon kartu kredit, nambah saldo dapat cash back dan sebagainya. Pastikan berfikir panjang terlebih dahulu, apakah produk yang ditawarkan tersebut memang dibutuhkan saat ini atau tidak.
4. Tidak Suka dengan Produk Isi Ulang
Produk isi ulang di desain untuk menghemat pembeli agar tak perlu beli bungkus produk secara berulang. Contohnya adalah air galon atau sampo, sabun, kecap dan sebagainya. Barang tersebut biasanya merupakan produk yang kita butuhkan sehari-hari. Manfaatkan kemasan isi ulang, tidak perlu buang banyak uang untuk membeli produk baru setiap kali membutuhkannya.5. Mudah Buang Uang Receh
Uang receh biasanya adalah hasil kembalian beli barang di toko, kembalian tiket tol dan sebagainya. Biasanya uang receh ini banyak bertebaran di tas, saku celana, dashboard mobil, atau tempat lain dan jarang dikumpulkan dalam satu wadah yang rapi. Padahal jika dikumpulkan, uang receh bisa digunakan untuk membeli barang yang berharga.
6. Hobi Koleksi Barang Bermerek.
Mengoleksi barang bermerk memang memberikan prestise tersendiri bagi pemakainya. Namun konsekuensinya adalah harga yang mahal. Padahal untuk kualitas barang yang sama, Anda bisa mendapatkan produk lain yang tidak bermerk dengan harga yang jauh lebih murah. Jika ingin berhemat, tidaklah bijak membeli barang bermerk tanpa melihat produk lain yang lebih murah.
7. Kebiasaan Ambil Uang di ATM Bank Lain
Mengambil uang di ATM yang sejenis tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan. Sesekali jika kondisi ATM bank yang kita tuju jauh dari lokasi, mengambil uang di ATM bank lain bisa dilakukan di zaman modern ini. Namun demikian, ada konsekuensi biaya tambahan yang dibebankan. Jika darurat tidak masalah kita mengambil sesekali di ATM bank lain, namun jika dijadikan kebiasaan, sama saja dengan membuang uang untuk hal yang tidak perlu.8. Mengutamakan Gengsi dan Hobi Ikut Latihan Kebugaran (Nge-gym)
Ikut olah raga di pusat kebugaran tentu bagus untuk kesehatan. Namun sebenarnya, untuk gaya hidup bugar dan sehat, tidak perlu mengeluarkan biaya. Olah raga seperti lari pagi sekitar rumah atau aktivitas fisik lainnya tentu saja gratis dibandingkan jika mengikuti membership pusat kebugaran (gym) yang biasanya berbiaya mahal.9. Gaya Hidup Impulsif.
Gaya hidup mudah tergoda untuk membeli barang pada pandangan pertama seperti ini harus dikurangi. Kebiasaan ini biasanya berawal dari hobi jalan-jalan dan berbelanja yang berakibat organ visual kita mudah tertarik akan sebuah produk yang terlihat “eye catching”. Sebelum melakukan pembelian, pikir dengan matang, apakah memang benar-benar membutuhkan barang tersebut atau tidak.
Post A Comment:
0 comments: